Jamie Vardy dan tiga manajer Leicester City © ist
Sejumlah pilar telah pindah klub. N'Golo Kante menyeberang ke Chelsea, begitu pula Danny Drinkwater, tapi Vardy masih bertahan di King Power Stadium.
Jika Leicester diibaratkan sebuah kapal perang, meski nakhoda nakhoda sudah berganti, dari Claudio Ranieri ke Craig Shakespeare, dan kini Claude Puel, meriam utamanya tetaplah Vardy.
Leicester menjamu Everton di pekan ke-10 Premier League 2017/18, Minggu (29/10). Ini adalah laga pertama Leicester bersama manajer anyar Claude Puel, pengganti Craig Shakespeare yang dipecat sebelumnya.
Leicester mengawali era baru bersama Puel dengan kemenangan 2-0.
Keunggulan Leicester dibuka oleh Vardy dengan gol dari assist Riyad Mahrez pada menit 18. Di menit 29, diawali assist Christian Fuchs, Demarai Garay menciptakan gol kedua.
Gol pembuka Vardy melahirkan sebuah statistik istimewa.
Vardy pun tercatat selalu mencetak gol pertama dalam debut tiga manajer terakhir Leicester di Premier League.3 - Jamie Vardy has now scored the first @PremierLeague goal under the last three Leicester managers (Ranieri, Shakespeare, Puel). Maiden. pic.twitter.com/UPTuq2iUJY— OptaJoe (@OptaJoe) October 29, 2017
Era Ranieri, Shakespeare dan Puel sama-sama dibuka dengan gol Vardy. Selain itu, mereka juga sama-sama mengawalinya dengan kemenangan.
Debut Ranieri sebagai manajer Leicester di Premier League adalah laga kandang melawan Sunderland pada pekan pertama musim 2015/16. Vardy mencetak satu gol, yakni gol pembuka di menit 11, dan Leicester menang 4-2.
Musim itu, Ranieri sukses mengantarkan Leicester menjadi juara liga tertinggi Inggris untuk pertama kalinya dalam 132 tahun sejarah mereka. Vardy finis dengan torehan 24 gol, hanya kalah satu gol dari Harry Kane (Tottenham Hotspur) dalam perburuan gelar pemain tertajam.
Shakespeare diangkat sebagai caretaker. Laga perdananya adalah laga menjamu Liverpool pada 27 Februari 2017. Leicester menang 3-1, setelah selalu kalah dalam lima laga terakhirnya bersama Ranieri di Premier League (lawan Chelsea, Southampton, Burnley, Manchester United, Swansea).
Kemenangan atas Liverpool dibuka dengan gol Vardy di menit 28. Drinkwater menggandakannya di menit 39, lalu Vardy kembali mengoyak gawang Liverpool di menit 60. Tim tamu hanya bisa mencetak satu gol lewat Philippe Coutinho di menit 68.
Shakespeare sendiri kemudian diberi kontrak permanen pada 12 Maret 2017. Bersamanya, sang juara bertahan akhirnya finis peringkat 12, juga melangkah hingga perempat final Liga Champions. Vardy hanya mencetak 13 gol liga (16 gol semua kompetisi), tapi tetap lebih banyak daripada rekan-rekannya.
Hanya satu kemenangan 2-0 atas tim promosi Brighton diraih Leicester dalam delapan laga pertamanya (S3 K4) di Premier League musim ini. Menyusul hasil imbang 1-1 menjamu West Brom, Shakespeare didepak.
Setelah itu, Leicester menang 2-1 di kandang Swansea City bersama caretaker Michael Appleton. Kemenangan berlanjut dengan hasil 2-0 melawan Everton bersama Puel yang baru resmi diangkat sebagai manajer mereka. Vardy lagi-lagi mencetak gol pembuka dan membantu timnya meraih kemenangan.
Vardy adalah pencetak gol terbanyak Leicester di era Ranieri dan Shakespeare. Dia juga berpotensi mengulanginya di bawah kepelatihan Puel.
Meski nakhoda Leicester telah berganti, meriam utamanya tetaplah pemain dengan nomor punggung 9 itu - Jamie Vardy.
Dapatkan Promo Deposit awal Khusus Sbobet Sebesar :
-Depo Rp.100.000 Dapatnya Rp.125.000
-Depo Rp.500.000 Dapatnya Rp.650.000
-Depo Rp.1.000.000 Dapatnya Rp.1.500.000